Hampir tidak dapat ditentukan metode yang khusus untuk menghafal Al-Qur’an karena hal ini kembali kepada selera penghafal itu sendiri. Namun ada beberapa metode lazim yang dipakai oleh para penghafal Al-Qur’an, yaitu :
1. Metode Fahmul Mahfudz, artinya sebelum ayat-ayat dihafal, penghafal dianjurkan untuk memahami makna setiap ayat, sehingga ketika menghafal, penghafal merasa paham dan sadar terhadap ayat-ayat yang diucapkannya.
2. Metode Tikrorul Mahfudz, artinya penghafal mengulang-ulang ayat-ayat yang sedang dihafal dengan sebanyak-banyakknya sehingga dapat dilakukan mengulang satu ayat sekaligus atau sedikit demi sedikit sampai dapat membacanya tanpa melihat mushaf. Cara ini biasanya sangat cocok bagi yang mempunyai daya ingat lemah karena tidak memerlukan pemikiran yang berat. Penghafal biasanya lebih banyak terkuras suaranya.
3. Metode Kitabul Mahfudz, Artinya penghafal menulis ayat-ayat yang dihafal di atas sebuah kertas. Bagi yang cocok dengan metode ini biasanya ayat-ayat itu tergambar dalam ingatannya.
4. Metode Isati’amul Mahfudz, artinya penghafal diperdengarkan ayat-ayat yang akan dihafal secara berulang-ulang sampai dapat mengucapkan sendiri tanpa melihat mushaf. Nantinya hanya untuk mengisyaratkan kalau terjadi kelupaan. Metode ini biasanya sangat cocok untuk tuna netra atau anak-anak. Sarana memperdengarkan dapat dengan kaset atau orang lain.
Suatu ketika Ali merasakan keterlambatannya (susah) menghafal Al-Qur’an. Kemudian beliau diajarkan suatu do’a oleh Rasulullah SAW. Sampai beliau menemukan kekuatan hafalannya. Do’a itu adalah sebagai berikut: Ya Allah, kasihanilah kami untuk meninggalkan maksiat-Mu selama hayat dikandung badan. Kasihanilah aku dari mengerjakan sesuatu yang tiada gunanya, karuniakanlah aku pandangan yang bagus terhadap sesuatu yang Eengkau ridhai. Ya Allah, Dzat Yang Maha Tinggi Maha Mulia dan Maha Perkasa. Aku memohon kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Kasih Sayang, dengan kebesaran-Mu dan Cahaya-Mu kiranya memantapkan hatiku untuk menghafal kitab-Mu (Al-Qur’an) sebagaimana Engkau telah mengajarkan. Berilah anugerah kepadaku untuk selalu membacanya sesuai dengan yang Engkau ridhai. Aku memohon kepada-Mu, melancarkan lidahku dalam membacanya, membukakan hatiku dalam memahaminya dan dengannya lapangkanlah dadaku. Segarkan badanku dalam mengamalkannya karena tiada yang bisa membantuku dalam mengerjakan kebaikan selain-Mu dan tidak ada yang bisa membantuku dalam mengerjakan kebaikan selain-Mu dan tidak ada yang memberkahi taufik melainkan Engkau.
(HR. Ibnu Sunan)
1. Metode Fahmul Mahfudz, artinya sebelum ayat-ayat dihafal, penghafal dianjurkan untuk memahami makna setiap ayat, sehingga ketika menghafal, penghafal merasa paham dan sadar terhadap ayat-ayat yang diucapkannya.
2. Metode Tikrorul Mahfudz, artinya penghafal mengulang-ulang ayat-ayat yang sedang dihafal dengan sebanyak-banyakknya sehingga dapat dilakukan mengulang satu ayat sekaligus atau sedikit demi sedikit sampai dapat membacanya tanpa melihat mushaf. Cara ini biasanya sangat cocok bagi yang mempunyai daya ingat lemah karena tidak memerlukan pemikiran yang berat. Penghafal biasanya lebih banyak terkuras suaranya.
3. Metode Kitabul Mahfudz, Artinya penghafal menulis ayat-ayat yang dihafal di atas sebuah kertas. Bagi yang cocok dengan metode ini biasanya ayat-ayat itu tergambar dalam ingatannya.
4. Metode Isati’amul Mahfudz, artinya penghafal diperdengarkan ayat-ayat yang akan dihafal secara berulang-ulang sampai dapat mengucapkan sendiri tanpa melihat mushaf. Nantinya hanya untuk mengisyaratkan kalau terjadi kelupaan. Metode ini biasanya sangat cocok untuk tuna netra atau anak-anak. Sarana memperdengarkan dapat dengan kaset atau orang lain.
Suatu ketika Ali merasakan keterlambatannya (susah) menghafal Al-Qur’an. Kemudian beliau diajarkan suatu do’a oleh Rasulullah SAW. Sampai beliau menemukan kekuatan hafalannya. Do’a itu adalah sebagai berikut: Ya Allah, kasihanilah kami untuk meninggalkan maksiat-Mu selama hayat dikandung badan. Kasihanilah aku dari mengerjakan sesuatu yang tiada gunanya, karuniakanlah aku pandangan yang bagus terhadap sesuatu yang Eengkau ridhai. Ya Allah, Dzat Yang Maha Tinggi Maha Mulia dan Maha Perkasa. Aku memohon kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Kasih Sayang, dengan kebesaran-Mu dan Cahaya-Mu kiranya memantapkan hatiku untuk menghafal kitab-Mu (Al-Qur’an) sebagaimana Engkau telah mengajarkan. Berilah anugerah kepadaku untuk selalu membacanya sesuai dengan yang Engkau ridhai. Aku memohon kepada-Mu, melancarkan lidahku dalam membacanya, membukakan hatiku dalam memahaminya dan dengannya lapangkanlah dadaku. Segarkan badanku dalam mengamalkannya karena tiada yang bisa membantuku dalam mengerjakan kebaikan selain-Mu dan tidak ada yang bisa membantuku dalam mengerjakan kebaikan selain-Mu dan tidak ada yang memberkahi taufik melainkan Engkau.
(HR. Ibnu Sunan)
Artikel yang sama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda suka dengan postingan ini
Berikan komentar Anda